Kejurnas Bridge Indonesia

Blog ini akan berisi berbagai informasi tentang pelaksanaan Kejurnas Bridge dari tahun ke tahun sejak tahun 2008.

Sabtu, 13 September 2008

Indonesia Kirim 6 Team ke 1st World Mind Sport Game di Beijing

Indonesia akan mengirimkan 6 (enam) tim untuk mengikuti 1st World Mind Sport Games di Beijing, China pada tanggal 3-18 Oktober 2008.
Pada 1st World Mind Sport Games akan dipertandingkan 5 jenis kejuaraan, yaitu:

1. World Mind Sport Games dimana kategori peserta adalah "under 28".
2. Nations Cup dulu dikenal dengan nama Olympiade Bridge (Open & Ladies Team)
3. Senior International Cup dimana kategori peserta 58 tahun keatas.
4. World Youth Championship under 26
5. World School Championship under 21

Susunan Tim Indonesia:

Open Team :

  1. Franky Steven Karwur
  2. Jemmy Boyke Bojoh
  3. Julius Anthonius George
  4. Taufik Gautama Asbi
  5. Leslie Gontha
  6. Santje Panelewen

Ladies Team

  1. Lusje Olga Bojoh
  2. Julita Grace Joice Tueje
  3. Fera Damayanti
  4. Riantini
  5. Setiatin Afriani
  6. Hayati

Under

  1. Clif Micael Tangkuman
  2. Albert Jerri Rampen
  3. Anthony Soebroto
  4. Fernando Fanly Korompis
  5. Youbert Jefry Sumarauw
  6. Kristina Wahyu Murniati

Under 26

19. Arie Ardiansyah Maramis

  1. David Parningotan Hutahaean
  2. Fachreza
  3. Fransisca Ariyani
  4. Mario Fernando Charlie Mambu
  5. Rury Andhani

Under 21

  1. Suhaili Yarham
  2. Usber Fransiskus Manurung
  3. Daan Elia Mogot
  4. Renal Kandijo

Senior Team

31. Eddy Manoppo

32. Henky Lasut

33. Bambang Hartono

34. Denny Sacul

35. Ferdy Waluyan

36. Munawar Sawiruddin


Official yang akan mendampingi :

1. Tanudjan Sugiarto

2. Yoppie Arianto

3. Bert Toar Polii

4. Priatna Komar

5. Donald Gustaaf Tuerah


Prestasi terbaik di event ini sebelumnya :

Open Team meraih runner-up tahun 1996 di Rhodos Island, Yunani

A brand new event: The World Mind Sports Games
The first World Mind Sports Games (www.2008wmsg.org) will be
organized in Beijing by the International Mind Sports Association
(IMSA), from October 3rd to 18th.
Go, Bridge, Chess, Draughts and Chinese Chess will be the five disciplines represented.
For more than two weeks, 3000 players featuring the best in the world in each discipline
(e.g. Karpov in chess) will compete, in both the National and International Convention
Centres of Beijing, notably used as part of the Olympic site during the August Games.
The World Mind Sport Games will benefit from a strong media coverage, not only in
China and Asia thanks to the presence on site of CCTV, Beijing TV, and Phoenix TV, but
also all over the world via the images being broadcast through international channels.
Taught and practiced everywhere in the World by one billion people, the Mind Sports are
very much recommended for their educative and health benefits. It is widely recognised
that they have a positive influence on behaviour, mental well-being, reasoning skills and
memory.
For any further information or details concerning the event, please contact.
Laurène Wolff : +33 1 53 23 01 31
lwolff@community.fr



Minggu, 07 September 2008

Perjalanan Melelahkan Menuju Lodz

Perjalanan Melelahkan Menuju Lodz

Oleh : Bert Toar Polii

Setelah dilepas Ketum Gabsi, Wimpy S Tjetjep dan Ketua Bidang Teknik & Pembinaan Prestasi, Rustam Effendy di Sekretariat PB GABSI, rombongan langsung berangkat menunju airport cengkareng.

Di cengkareng kemudian bergabung Bambang Sarengat dan Firdaus dari DIKTI yang akan mewakili Bapomi. Pada pukul 16.30 semua rombongan yang akan mengikuti 4th World University Championship di Lodz, Polandia telah siap berangkat.

Rombongon lengkap adalah :

Bambang Sarengat dan Firdaus sebagai official

Donald Gustaaf Tuerah (Donny) sebagai Coach

Bert Toar Polii (Berce) sebagai Non Playing Captain.

Para pemain adalah :

Rury Andhani dari Unes Semarang

Fransisca Ariyani dari Unika Soegijapranata Semarang

Mario Fernando Charlie Mambu dari Universitas Samratulangi

Arie Ardiansyah Maramis dari Universitas Samratulangi

Renal Kandijo dari Universitas Gunadarma

Daan Elia Mogot dari Universitas Gunadarma.

Selanjutnya tepat Pukul 18.45 rombongan berangkat dengan pesawat KLM 810 menuju Amsterdam via Kualalumpur terlambat 15 menit dari jadwal. Pesawat Boeing 747-400 yang kami tumpangi sempat membuat kagum para pemain junior kita karena baru kali ini mereka naik pesawat yang dua tingkat.

Di bandara Kualalumpur kami mampir sebentar. Bandara ini juga membuat kagum para peain junior kita apalagi ketika mereka membandingkan dengan cengkareng terutama terminal 1. Saya hanya berpesan kepada mereka agar belajar sebaik-baiknya dengan harapan mudah-mudahan generasi kalian bias membenahi semua kesemerawutan di Negara tercinta kita Indonesia.

Sayang sekali kekaguman atas pesawat ini tidak berlangsung lama, beberapa jam setelah terbang dari KL, ketiga pemain, Sisca, Rury dan Enal yang duduk di 29 A,B dan C mulai kejatuhan kopi dan air. Usut punya usut ternyata tempat masak kopi ditingkat atas bocor. Kejadian ini sungguh unik karena baru pertama kali terjadi. Selanjutnya ada beberapa baris lagi yang menyusul tertimpa masalah serupa. Foto-foto di album saya mungkin bias lebih gamblang menceriterakan kejadian unik tersebut. Seharusnya problem dengan mudah diatasi dengan memindahkan para penumpang yang tertimpa masalah ke kursi lain. Sayang sekali pesawat penuh. Berkali-kali crew meminta maaf atas kejadian ini. Dari rombongan kami hanya Donny yang tidak tertimpa masalah ini.

Atas kejadian ini, KLM menyatakan permintaan maaf sekali lagi dan memberi voucher kepada para penumpang yang menderita kerugian ini. Anak-anak lumayan terhibur karena dalam voucher tersebut ada telepon gratis, makan gratis dan discount jika terbang dengan KLM. Walaupun ketiga pemain yang tertimpa masalah paling besar, Rury, Sisca dan Enal tetap ngomel, harusnya kita dapa tiket gratis. Walupun dengan nada bercanda tapi seharusnya mereka mendapat perhatian lebih karena hampir tidak bias tidur sepanjang perjalanan.

Voucher dimanfaatkan setelah tiba di bandara Schipol Amsterdam yang menurut Sisca “ini sih udah kayak Mall” terus disambung koq kita ndak bisa sih seperti ini?

Selain untuk telepon juga membelikan sandwich dan minuman karena ada beberapa pemain yang agak sulit menyesuaikan dengan lidah mereka makanan di pesawat.

Setelah beristirahat sekitar dua jam rombongan kami mendapat pemeriksaan yang cukup ketat walaupun tidak seketat pada beberapa tahun yang lalu terutama sejak peristiwa kerusuhan dan black September.

Yang agak mengherankan, visa Polandia kita telah dicap sebelum masuk Polandia. Sebelum berangkat kita telah diwanti-wanti oleh Travel yang membantu mengurus visa agar setiap orang membawa fotocopy undangan dan alamat tempat menginap. Ternyata yang terjadi dilapangan jauh sekali berbeda dengan apa yang telah disampaikan oleh travel.

Tim kami dijemput oleh Staff Kedutaan Indonesia,Wendy mengambil barang kemudian keluar tanpa mendapat pemeriksaan sedikitpun. Jangan salah duga, kejadian ini terjadi karena dijemput staff kedutaan. Memang tidak ada pemeriksaan sama sekali, untuk pertama kali saya memasuki suatu Negara tanpa perlu mengisi dokumen imigrasi dan melewati petugas imigrasi.

Selanjutnya diluar jemputan dari Organising Committee telah menunggu termasuk Ana (satu-satunya bule yang ada di foto) yang bakal menjadi “guide” tim Indonesia.

Kehangatan Keluarga Dubes.

Setelah mencari di internet saya menemukan alamat email Kedubes Indonesia di Polandia. Selanjutnya saya mengirimkan email mengenai rencana Tim Nasional Mahasiswa yang akan bertanding di Lodz, Polandia pada tanggal 3-8 September 2008 lengkap dengan jadwal pertandingan dan Negara-negara calon peserta. Email yang saya kirimkan ternyata mendapat sambutan yang hangat dari Dubes, Bapak Hazairin Pohan dan meminta saya segera menghubungi Bapak Purwonggo untuk mengatur acara.

Pengalaman ini sungguh mengejutkan karena email yang saya kirim adalah alamat email pribadi walaupun saya memperkenalkan diri sebagai Wakil Sekjen I PB Gabsi. Bahkan, saya dikirimin SMS menanyakan kesiapan keberangkatan. Setelah ketemu beliau baru hal ini menjadi jelas, menurut beliau cara kerjanya yang dianut adalah jika bias memudahkan mengapa harus dibikin susah. Kalau saya meminta anda untuk mengirimkan surat resmi dengan nomor dan cap berapa lama waktu yang dibutuhkan. Mungkin latar belakang beliau yang pernah menjadi wartawan yang selalu dikejar “deadline” membuat ia bekerja dengan prinsip diatas.

Alangkah indahnya kalau seluruh aparat di pemerintahan mau bekerja seperti diatas menghilangkan prinsip yang dianut sebelumnya “kalau bias dibikin susah kenapa harus dibikin gampang”.

Rombongan kami dijamu di Wisma Duta dan disajikan makanan Indonesia oleh Ibu Dubes yang ternyata juga bias main bridge. Pertemuan diakhiri dengan foto bersama ditaman karena kami harus segera menuju Lodz yang harus ditempuh sekitar dua jam dari Warzawa Kehangatan yang diberikan keluarga Dubes sangat berkesan buat seluuh anggota tim.

Selanjutnya kami menuju Lodz salah satu kota yang sangat maju perkembangannya walaupun baru dimulai pada abad XIX. Sebelumnya kota ini adalah “poor city” kata mereka. Kita menginap dan bertanding di Medical University of lodz.

Dari kiri ke kanan, Arie, Mario, Poerwonggo,Donny, Firdaus, Berce,EliaBambang Sarengat, Dubes, Sang Istri,Rury,Sisca, Anna dan Renal.