Kejurnas Bridge Indonesia

Blog ini akan berisi berbagai informasi tentang pelaksanaan Kejurnas Bridge dari tahun ke tahun sejak tahun 2008.

Jumat, 16 Januari 2009

Sebelum Membunuh, Tulis Pesan Dulu di Facebook.

MANCHESTER - Seorang tersangka pembunuhan terbukti menulis sebuah pesan di halaman Facebooknya sebelum melakukan pembunuhan.

Jaksa penuntut menyatakan, satu jam sebelum membunuh Paul Gilligan pada Juli 2008, tersangka Leon Craig Ramsden, yang berusia 19 tahun menulis sebuah pesan di dinding Facebooknya. Pesan dalam dinding Facebook tersebut mengungkapkan keinginannya untuk membunuh seseorang.

Dilansir melalui Telegraph, Jumat (16/1/2009), bukti tersebut semakin memberatkan Ramsden yang tetap membantah telah menikam Gilligan di sebuah bar di Boston.

Hakim memang kesulitan untuk memutuskan kasus pembunuhan itu karena saksi-saksi yang dihadirkan dalam persidangan tidak mengetahui secara pasti jika Ramsden menikam Gillagan Malam itu.

"Peristiwa penikaman memang berlangsung begitu cepat," ujar jaksa penuntut, Guy Gozem

Satu hal yang membawa Ramsden duduk di bangku persidangan sebagai tersangka karena pada malam kejadian terbunuhnya Gilligan, Ramsden berhasil dibekuk seorang petugas keamanan klub malam karena kedapatan membawa sebuah pisau. Gilligan, seorang pria asal Little Hulton, Salford, Greater Manchester tewas setelah mendapatkan beberapa tikaman di dada, dan bahu.

Namun, berkat sebuah petunjuk di Facebook, Ramsden diperkirakan sulit untuk mengelak lagi dari dakwaan melakukan pembunuhan Gilligan. Di dinding Facebooknya Ramsden pernah menulis, "i feel like killin some1 need to stay of the hard stuff ha it it's Saturday ha."

Jaksa mengungkapkan, tulisan di dinding Facebook Ramsden memang telah dihapus, tapi penyidik akhirnya mampu menelusuri lewat pengakuan seorang saksi dan laptop yang dimiliki saksi yang melihat halaman Ramsden sesaat setelah penikaman.

http://news.id.msn.com/okezone

Senin, 12 Januari 2009

Modus Penipuan Baru - Hati-hati

Modus Penipuan Baru
>
> Tebar Amplop Berisi Dokumen
>
> BOGOR - Kini masyarakat harus waspada. Pasalnya, ada modus
> penipuan baru
> di Kota Bogor. Warga Kelurahan Gunungbatu RT 03/11
> Kecamatan Bogor Barat
> Kota Bogor Jacky Wijaya (50) nyaris menjadi korban
> penipuan, Jumat
> (28/11). Beruntung dia cepat tersadar, sehingga tidak
> menjadi korban.
>
> Bagaimana modus penipuan baru itu terjadi? Awalnya, Jacky
> menemukan amplop
> berwarna cokelat yang tergeletak di Jalan Raya Pajajaran,
> tak jauh dari
> simpang Tugu Kujang. Amplop tersebut bertuliskan dokumen
> penting.
> Merasa penasaran dengan isi amplop, Jacky langsung
> membukanya. Betapa
> terkejutnya dia saat melihat isi amplop itu berisi
> surat-surat penting,
> seperti surat izin usaha perusahaan (SIUP) atas nama PT
> Mico Graha
> Pavindo.
>
> Dalam SIUP itu tertulis sebagai Direktur Utama Lumaksono
> Tri Sardjono asal
> Surabaya. Ada pula surat keterangan tanah yang dikeluarkan
> Badan
> Pertanahan Kabupaten Manokwari dan cek senilai Rp4,7
> miliar. Tak hanya
> itu, dalam amplop juga terdapat foto Lumaksono yang sedang
> bersalaman
> dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
>
> "Dokumen penting dan foto SBY yang bersalaman dengan
> Lumaksono itu membuat
> saya percaya kalau dia seorang pengusaha atau orang
> hebat," ungkap Jacky.
> Lantaran ingin mengembalikan dokumen tersebut, Jacky
> menghubungi nomor
> 081230553900 yang tertera di amplop. Nomor itu ternyata
> aktif, sehingga
> percakapan seorang lelaki yang mengaku bernama Lumaksono
> pun terjalin.
>
> Orang yang dihubungi itu mengucapkan terima kasih dan
> meminta mengirimkan
> langsung amplop penting itu kepadanya di Surabaya Jawa
> Timur.
> Untuk keperluan ongkos ke Surabaya, Lumaksono berjanji
> memberikan uang
> Rp20 juta sebagai ucapan terima kasih kepada Jacky. Tidak
> hanya itu, Jacky
> juga dijanjikan mendapatkan bonus Rp100 juta. Mengirimkan
> uang itu,
> Lumaksono meminta Jacky ke ATM agar proses transfer uang
> bisa dilakukan.
>
> Mendapat tawaran itu, Jacky tergiur dan pergi ke ATM dengan
> harapan bisa
> mendapatkan uang yang dijanjikan. Setibanya di ATM, Jacky
> dipandu
> Lumaksono melakukan transaksi menggunakan bahasa Inggris.
> Di tengah proses
> transaksi, Jacky sempat curiga lantaran uang yang ada di
> ATM-nya diminta
> ditransfer ke nomor rekening Lumaksono.
>
> Sadar dirinya nyaris ditipu, Jacky menghentikan proses
> transaksi di ATM
> itu dan memaki-maki Lumaksono. Mendengar omelan Jacky,
> tiba-tiba Lumaksono
> langsung menutup telepon. "Saya mulai curiga waktu dia
> menyuruh
> mentransfer semua uang yang ada di ATM saya," kata
> Jacky.
>
> Beruntung dia keburu sadar. Uang dalam ATM pun bisa
> diselamatkan. Jacky
> langsung memaki-maki orang itu. Pelaku malah menutup
> teleponnya. "Saya
> juga curiga sama foto dia dan Pak SBY. Saya menduga foto
> itu direkayasa
> oleh Lumaksono," ujar Jacky.
>
> Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat yang menemukan
> amplop berisi
> dokumen penting, termasuk cek dan foto seseorang dengan
> Persiden SBY, agar
> berhati-hati dan jangan mudah percaya. Karena saat
> bertransaksi di ATM
> yang dijanjikan akan menerima uang, justru akan menjadi
> korbannya. Menurut
> Jacky, orang itu sengaja membuang amplop di tengah jalan
> agar mudah
> ditemukan orang lain untuk menghubungi pelaku.
>
> Informasi yang diperoleh Radar Bogor, modus penipuan gaya
> baru ini sudah
> memakan korban. Pada 7 November 2008, satu orang warga
> Kabupaten Bogor
> bernama Neneng dan satu orang lainnya warga Cianjur bernama
> Syahlan telah
> menjadi korban penipuan tebar dokumen penting ini.
>
> Dengan modus yang sama, korban (Neneng) mengalami kerugian
> Rp15 juta dan
> Syahlan menderita kerugian Rp7 juta. Awalnya, kedua korban
> ini juga
> menemukan amplop cokelat berisi dokumen penting.
>
> Keduanya berniat mengembalikannya dan juga dipandu pelaku
> dengan
> iming-iming mendapatkan uang ratusan juta sebagai balas
> jasa. Bukannya
> uang jasa yang diperoleh, malahan uang di ATM korban amblas
> berpindah ke
> rekening pelaku. (dra)
>
> INI BERITA YANG JUGA HAMPIR TERJADI PADA KITA. POSTULAN
> ANTON MENEMUKAN
> AMPLOP ITU DI SEKITAR UGM, KEMUDIAN DISERAHKAN PADA SAYA
> DAN BR. MICHAEL.
> SAYA KEMUDIAN MENCOBA MENGHUBUNGI NOMER YANG ADA DI AMPLOP
> BAIK LEWAT TLP
> MAUPUN SMS, BERUNTUNG TIDAK SAMBUNG. SAYA PENASARAN DAN
> ISENG-ISENG BUKA
> GOOGLE UNTUK MENCARI PROFILE PERUSAHAAN TERSEBUT. EH YANG
> KETEMU MALAH
> BERITA INI . TUHAN SELALU MELINDUNGI KITA (BR. THOMAS, FC

Minggu, 11 Januari 2009

SOE APA LEI INI?

SOE APA LEI INI?

Waktu hari pasar, Oma Nelly dola pa Otje, petugas kantor pos.

Oma Nelly: "Otje, ngana kirim akang kita pe surat. Kilat khusus neh"

Otje: "Beres Oma Nel. For sapa dang ni surat" (Otje sadiki ba pancing)

Oma Nelly: "Masoso jo ngana. Pigi jo" Pe trima tu surat, Otje ta kage jaha.
Di envlop tertulis: Kepada Yth: Tuhan di Sorga. Dari: Nelly di Lewet

Lantaran penasaran, Otje buka tu surat, kong dia baca depe isi: "Tuhan, kita pe katu so banya bocor deng tu mafana so ta ribe. Waktu Lokon ba sumbur, kita sampe ta makang abu. Kirim akang kua satu juta for mo beking butul ni rumah". Ttd. Nelly.

Otje kasiang so terharu da baca tu surat, kong sampe di kantor, Otje usul pa depe tamang-tamang kalu suka mo bantu pa Oma Nel. Kumpul baku kumpul, selama satu minggu dorang dapa 9 ton. Lantaran so sampe situ dorang pe kemampuan.

Diape hari pasar berikut, Otje bungkus tu doi di envelop kong pi bawa pa Oma Nelly. Pe simore jo, bagitu dapa tu envlop, Oma Nelly langsung maso di kamar kong rekeng to doi: 9 ton. Nyanda yakin, Oma pici-pici ulang to doi, ternyata memang cuma 9 ton.

Oma langsung sombayang: Oma Nelly: "Tuhan trima kase so jawab kita pe surat. Maar laengkali kua kirim langsung jo, lempar dari mafana juga nda apa-apa. Jang lewat tu tukang-tukang pos caparuni. Napa dorang so mehe 1 ton lei kita pe doi"