BRIDGE MASUK SEKOLAH
Program Bridge Masuk Sekolah (BMS) merupakan suatu program ideal bagi pemassalan olahraga bridge di tanah air, dan pada umumnya sesuatu kondisi yang ideal cenderung berhenti pada tahap wacana ataupun perencanaan mengingat berbagai keterbatasan dalam mewujudkannya.
Demikian pula halnya program bridge masuk sekolah yang telah menjadi wacana masyarakat bridge Indonesia sejak 10 (sepuluh) tahun terakhir ini dan bahkan telah dicanangkan oleh PB GABSI masa bakti tahun 1998 – 2002 untuk mulai di laksanakan sejak tahun 1999 setelah memperoleh rekomendasi dari Departemen Pendidikan Nasional. Akan tetapi mengingat berbagai keterbatasan di saat itu, sehingga program BMS baru dapat di laksanakan pada tahun 2003 sekaligus sebagai hadiah ulang tahun emas GABSI.
KONSEP BRIDGE MASUK SEKOLAH
Konsep program BMS yang ditawarkan oleh PB GABSI kepada kalangan dunia pendidikan adalah perpaduan antara kebutuhan massalisasi olahraga bridge dengan kebutuhan kalangan pendidikan untuk merealisasikan kurikulum berbasis kompetensi menuju peningkatan kecakapan hidup (life skills) serta kebutuhan para siswa terhadap suatu kegiatan yang merupakan integrasi antara hobby, olahraga, pergaulan dan peningkatan tingkat kecerdasan.
Konsep BMS yang telah di presentasikan dan di sosialisasikan oleh PB GABSI pada berbagai kesempatan khususnya di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dan kepala – kepala sekolah Dasar dan Menengah (SD/SLTP/SMU) telah mendapat sambutan yang sangat antusias serta dukungan sepenuhnya dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas dan kini kita telah mulai menuai hasilnya.
SUBSTANSI DAN POLA PIKIR OLAH RAGA BRIDGE
Substansi olahraga bridge merupakan gabungan disiplin ilmu sains, sosial dan psikologi secara integral dalam bentuk ilmu terapan sehingga sangat bermanfaat bagi terbentuknya suatu pola pikir yang terstruktur, sistematis, strategis, pragmatis, sehingga dengan pola pikir bridge tersebut diatas setiap siswa yang menghayati substansi olahraga bridge secara mendalam akan lebih mudah beradaptasi dan sukses dalam berbagai lingkungan sosial yang pluralis dan multikultularis dengan berbagai problematika kehidupan. Oleh sebab itu substansi ataupun pola pikir bridge dapat meningkatkan kompetensi dan kecakapan hidup (life skills) para siswa sehingga merupakan salah satu alternatif dari kurikulum pendidikan berbasis kompetensi.
KOMPETISI BRIDGE ANTAR SISWA NASIONAL (LIGA SISWA NASIONAL)
Dalam meningkatkan motivasi belajar dan berlatih para siswa terhadap olahraga bridge, maka PB GABSI akan menggelar kompetisi bridge pasangan antar siswa yang akan dilaksanakan mulai tahun 2004 secara serentak setiap bulan dan sepanjang tahun diseluruh propinsi/kota/sekolah yang telah mengikuti program BMS. Dengan kompetisi bridge antar siswa (Liga Siswa Nasional) akan tersusun peringkat prestasi siswa secara nasional sehingga diharapkan akan muncul bibit – bibit atlit bridge junior potensial yang akan memperkuat jajaran pemain bridge nasional.
TUJUAN PROGRAM BRIDGE MASUK SEKOLAH
Program BMS merupakan upaya massalisasi olahraga bridge yang terstruktur, terlembaga, ideal dan terukur serta memiliki kemudahan dalam pengawasan dan evaluasi. Melalui program BMS ini, diharapkan dapat mencapai tujuan program sebagai berikut :
1. Mempercepat peningkatan populasi pemain dan masyarakat pendukung olahraga bridge di Indonesia.
2. Mempercepat terjadinya pemerataan prestasi di seluruh daerah di Indonesia dengan meningkatkan jumlah kompetisi/turnamen.
3. Meningkatkan jumlah bibit atlit bridge potensial sehingga mempercepat proses regenerasi atlit nasional.
4. Merubah pandangan masyarakat yang mengidentikkan olahraga bridge sebagai permainan yang berbau judi.
5. Turut mencerdaskan anak bangsa melalui peningkatan serta integrasi antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) serta kecerdasan lainnya serta tertanamnya suatu pola pikir yang terstruktur, sistematis, strategis, dan pragmatis
6. Turut menunjang kurikulum pendidikan berbasis kompetensi yang mengarah kepada kecakapan hidup (life skills).
7. Memberikan aktivitas/kegiatan siswa yang merupakan integrasi antara hobby, olahraga, dan pergaulan.
8. Sebagai salah satu sarana dan prasarana untuk menurunkan frekuensi tawuran, pemakaian narkoba, dan tindak kriminal.
9. Memudahkan pengawasan dan monitoring kegiatan siswa oleh guru maupun orangtua.
10. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk berperan serta secara aktif untuk mengharumkan harkat dan martabat bangsa melalui cabang olahraga bridge.