Kejurnas Bridge Indonesia

Blog ini akan berisi berbagai informasi tentang pelaksanaan Kejurnas Bridge dari tahun ke tahun sejak tahun 2008.

Selasa, 24 Juni 2008

Bridge, Olahraga Manajemen Waktu

Bagi kawan-kawan yang belum mengenal olahraga bridge, tulisan ini mungkin bisa membantu

Bridge, Olahraga Manajemen Waktu
Men's Health Thu, 10 May 2007 15:15:00 WIB

Tak selamanya olahraga harus mengandalkan otot dan tenaga besar. Kejelian berpikir dan strategi jitu memang diperlukan di sebuah olahraga. Salah satu olahraga yang mengandalkan kemampuan berpikir adalah bridge. Cabang olahraga ini memang tak setenar bulu tangkis atau sepakbola di tanah air. NamUn, ternyata Tim Bridge Indonesia cukup disegani di kancah internasional.

Bridge adalah olahraga yang menggunakan kartu remi dan mengandalkan kemampuan otak untuk berpikir maupun keuntungan. Olahraga ini juga dikenal dengan nama Contract Bridge. Banyak anggapan bahwa bridge adalah sebuah olahraga sekaligus permainan. Anggapan itu tidak salah. Sama halnya dengan catur yang dianggap sebagai permainan ketimbang olahraga.

Bridge minimal dilakukan oleh empat orang yang berpasangan dan duduk berhadapan. Olahraga ini diikat oleh sebuah peraturan yang sangat ketat. Masing-masing tim harus memiliki sistem yang harus disepakati dan diketahui lawannya. Sebenarnya, peraturannya cukup ringkas dan tak jauh berbeda dengan permainan kartu lainnya. Tapi, tingkat intelegensi seseorang benar-benar diuji dalam olahraga ini. Seseorang harus peka terhadap pola pikir pasangannya. la harus mengerti dan mampu membaca strategi yang dibentuk pasangannya.

Semuanya dirangkum dalam waktu yang cukup singkat, hanya delapan menit. Lelang itu berakhir dengan sebuah kontrak kecuali bila kartu di tangan dilewati. Sebuah kontrak adalah pernyataan dari salah satu partner bahwa pihak mereka akan mengambil sejumlah
(atau lebih) trik. Lelang ini menentukan pihak yang menyatakan, the strain of trump dan lokasi pemimpin untuk kartu di tangan. Sesingkat mungkin, pemain harus mampu membaca kartu dan mendistribusikan kartu, sampai memainkan semua distribusi sampai selesai.

Dibandingkan dengan catur, bridge cenderung mengandalkan akal sehat dan manajemen berpikir. Turnamen bridge biasanya diatur untuk memaksimalkan penggunaan skill satu tim dan meminimalkan akibat keberuntungan. Banyak anggapan bahwa bridge merupakan implementasi beberapa disiplin ilmu. Diantaranya matematika, manejemen, sosial dan psikologi.

Matematika memang relatif dominan di olahraga ini. Pasalnya, matematika diperlukan guna menghitung persentase atau peluang dalam distribusi lembar kartu. Sedangkan psikologis diperlukan guna membaca pikiran pasangan. Sedangkan unsur manajemen diperlukan untuk melatih dalam mengatur langkah atau strategi yang akan dilakukan.

Bridge merupakan olahraga sekaligus permainan yang sangat menarik. Seseorang harus mampu berpikir dan memutuskan tindakannya dengan cepat. la juga harus akurat dan tepat dalam mengatur dan mengubah strategi dalam waktu yang relatif singkat. Alhasil, seorang pemain bridge yang handal diharapkan mampu mengelola sebuah permainan, baik secara individu maupun tim.

Perkembangan Bridge di Indonesia

Kendati prestasi Tim Bridge Indonesia di kancah internasional patut diacungi jempol, namun gaung olahraga ini seakan tenggelam. Kepopuleran olahraga ini jauh tertinggal ketimbang bulu tangkis, sepakbola dan cabang olahraga tenar lainnya. Disegani di luar
kandang, tapi diabaikan di negeri sendiri. Mungkin anggapan ini paling tepat untuk menggambarkan perkembangan bridge di tanah air. Hal ini disebabkan karena lemahnya sosialisasi dalam memanfaatkan bridge. Belum lagi subtansi dalam menginterprestasikan
bridge kerap melenceng. Banyak anggapan yang timbul di masyarakat, bahwa olahraga ini identik dengan permainan judi karena pengunaan sarana kartu tersebut.

Bukan hanya itu, dari kalangan pecinta olahraga pun sering timbul anggapan bahwa bridge tak lebih dari sekedar permainan, bukan olahraga. Bahkan, para siswa yang sedianya menjadi target bibit pemain bridge handal kadang menganggap olahraga ini terkesan kuno dan hanya pantas dimainkan bagi kaum orangtua. Anggapan subyektif lainnya datang dari kalangan pendidik yang menyatakan olahraga ini sama sekali tidak mendidik. Semua itu terakumulasi dan merupakan beban besar bagi bridge untuk menanjak dan bersosialisasi di tanah air.

Untuk itu, sosialisasi bridge dilakukan melalui program Bridge Masuk Sekolah (BMS). Bagai gelindingan bola saiju, olah raga bridge mampu menyebar di Indonesia. Dalam waktu singkat. Olah raga ini sangat digandrungi oleh siswa dan para pelajar, bahkan sampai ke tingkat pesantren. Akhirnya, mereka pun mengerti bahwa bridge jauh dari konotasi negatif dan bukanlah judi seperti anggapan sebelumnya.

Mereka paham bridge adalah olahraga yang mampu meningkatkan kecerdasan Intelligence Quotient (IQ) dan Spiritual Quotien (SO). Selain itu, Bridge adalah cabang olahraga yang merupakan integrasi dari ilmu sains, sosial, psikologi dan ilmu terapan yang mampu
meningkatkan kompetensi siswa dalam life skill. Olahraga ini mampu mengasah kemampuan siswa dan bersinergi dengan kurikulum yang berbasis kompetisi. Hasilnya, selama beberapa tahun belakangan, program BMS ini mampu menarik minat pelajar mulai SD (Sekolah dasar) hingga SMU (Sekolah Menengah Umum) termasuk sekolah pesantren dan madrasah. Antusiasme
mereka terlihat saat mengikuti berbagai kompetisi bridge.

Sebenarnya, olahraga ini telah dikenal di tanah air sejak puluhan tahun silam. Bahkan, sejak tahun 1969 bridge sudah masuk ke dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Akhirnya, Cabang olahraga Bridge diakui oleh Olympic Committee sebagai salah satu cabang olahraga sejak tahun 1999. Kini, bridge telah mempunyai induk olahraga bertaraf internasional, yaitu World Bridge Federation (WBF) yang telah memiliki anggota 103 negara, termasuk Indonesia.

Dalam perjalanannya, Indonesia mampu menunjukkan taringnya di kancah dunia. Selama 20 tahun terakhir, Tim Bridge Indonesia berhasil menjuarai Pasific Asia Bridge Federation Championship (PABFC) sebanyak 14 kali. Bukan hanya itu, Tim Bridge Indonesia juga pernah meraih posisi runner-up di World Bridge Federation (WBF) 1996 di Yunani 1996, Juara Dunia IOC Grand Prix 2000 di Swiss,Runner-up Rosenblum Cup di Kanada 2002 dan runner-up Kejuaraan Dunia Senior Bowl di Portugal 2005. Prestasi ini membuat Indonesia cukup disegani dan diperhitungkan dalam kancah bridge tingkat dunia.

Gabungan Bridge Seluruh Indonesia
Pintu I Plaza Barat Gelora Senayan
JAKARTA
Telp: (021) 5741289 Fax (021) 5741288
E-mail: bert_toar@hotmail.com

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda